Kamis, 29 Maret 2012


Pemimpin Muda Belajar Merawat Pertanian Indonesia
 Dahlan Iskan : BUMN untuk Pertanian Indonesia yang Lebih Baik




Perjalanan ke Tiongkok
                Pada suatu perjalanannya ke Tiongkok untuk ‘belanja ide’, demikian beliau menyebutnya, Dahlan Iskan, menteri BUMN RI menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Xiao Gang. Xiao Gang merupakan sebuah desa terpencil di propinsi Anhui, di negara komunis tersebut. Bukan untuk mencari hiburan, namun untuk mengenang betapa berjasanya desa tersebut bagi perkembangan pertanian dan kesejahteraan petani Tiongkok. Sekilas, terbersit pertanyaan bagaimana bisa sebuah desa yang hanya dihuni 20 KK bisa merubah sistem pertanian Tiongkok hingga sanggup menyejahterakan setiap petani di daratan Tiongkok?


Kisah itu berawal dari keterpurukan petani akibat sistem perekonomian komunis Tiongkok. Struktur ekonomi komunis mengharuskan petani bekerja untuk negara, semua tanah milik negara, hasil panen untuk negara. Hak mereka dihilangkan. Komunisme melenyapkan semangat petani untuk mengelola lahan-lahan pertanian dan menyebabkan kinerja mereka mengalami defisit. Bencana kelaparan, kemiskinan yang semakin parah semakin tak terelakan. Makan mereka seadanya, batang pohon yang dilembutkan, daun yang direbus, dan garam yang memberi rasa. Di musim dingin, mereka menafkahi keluarga dengan mengemis.

Menerima kenyataan tersebut, kelompok tani di desa Xiao Gang, dipelopori Yan Hongchang, melakukan usaha bawah tanah untuk melakukan suatu perubahan untuk Xiao Gang. ‘Rapat gelap’ mereka adakan. Hasilnya, mereka membagi sawah-sawah desa Xiao Gang menjadi 20 petak untuk dikelola masing-masing KK. Perjanjian da bao gan, begitu mereka menyebutnya. Mereka hanya harus menyetorkan hasil panen ke negara sejumlah setoran mereka tahun lalu. Kemudian ‘mencuri’ sisanya untuk kesejahteraan bersama. Sebuah rencana yang dapat berujung pada hukuman mati. Janji tiap anggota kelompok tani untuk bertanggung jawab pada keluarga orang yang dihukum mati, menjadi penguat kepercayaan mereka untuk melakukan usaha tersebut.

Ketika pada akhirnya, semua menyetujui untuk melaksanakan da bao gan, semangat yang hilang dari para petani kembali kepada diri mereka. Keinginan untuk mencapai produksi sebanyak-banyaknya bangkit dan berkembang. Hasilnya memuaskan. Masa-masa ketika desa-desa lain harus kelaparan atau terserang wabah penyakit, mereka lalui dengan adem ayem. Namun, justru karena itu mereka ketahuan. Tekanan media komunis membuat kondisi mereka rawan terhukum. Meski begitu, bukan hukuman mati yang mereka peroleh, tapi prestasi. Pemimpin Tiongkok kala itu, Deng Xiaoping, yang telah berhasil mengumpulkan kekuatan demi merubah sistem perekonomian Tiongkok, mendengar kisah desa Xiao Gang dari para tokoh pemikir kemajuan Tiongkok. Deng Xiaoping kemudian menyatakan da bao gan sebagai kebijakan nasional.

Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardja Soemantri UGM

Dahlan Iskan, pada talkshow Pemimpin Muda Belajar Merawat Indonesia


Rencana Kebijakan BUMN untuk Kemajuan Pertanian Indonesia
Cerita tersebut disampaikan Dahlan Iskan, pada kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada dalam acara talkshow ‘Pemimpin Muda Belajar Membangun Indonesia’ pada Kamis, 29 Maret 2012 di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri. Terinspirasi oleh cerita tersebut, Dahlan Iskan mencoba untuk melakukan sesuatu dengan kuasanya atas BUMN demi kemajuan Indonesia, melalui pertanian. Maka, disampaikannya 3 prograam yang dicanangkan kementrian BUMN demi memajukan pertanian Indonesia.


Yang pertama, program yang dinamakannya Bayar Panen. Program ini dimaksudkan agar para petani tidak lagi memiliki alasan untuk tidak menanam, terutama karena permasalahan dana. Melalui program ini, petani akan diberikan pinjaman berupa benih, pupuk, pestisida dan keperluan tani lainnya. Pembayaran untuk pinjaman tersebut dapat mereka lakukan pada masa panen.

Program yang kedua adalah program Pro Beras. Program ini merupakan program yang diadopsi dari da bao gan Tiongkok. Pro Beras diperuntukkan bagi para petani sawah yang bersedia menyewakan sawahnya kepada BUMN. BUMN bertanggung jawab memberikan keperluan berupa benih, pupuk, pestisida, dan keperluan lain, termasuk membayar sewa lahan dan gaji kepada petani pemilik sekaligus penggarap sawah. Petani diperbolehkan mengelola sawahnya dan mengusahakan untuk memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebagai gantinya, petani diharuskan menyetorkan panen ke Bulog sebesar 5,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar. Sisanya merupakan hak mereka. Dengan program ini, diharapkan dalam diri petani, tumbuh semangat baru untuk bekerja lebih keras demi menghasilkan  produksi yang sebanyak-banyaknya pada lahan mereka.

Last, but not least, merupakan tanggapan menteri BUMN tersebut, terhadap kenyataan bahwa pada tahun 2011, Indonesia telah mengimpor sapi sebanyak 350 ribu ekor. BUMN meminta kepada perusahaan-perusahaan kelapa sawit BUMN untuk memelihara sapi. Kelapa sawit menyimpan potensi yang besar untuk membantu sektor peternakan. Pelepahnya yang selalu dibuang dan tidak pernah digunakan, dapat dijadikan pakan ternak untuk sapi. Lebih menguntungkan, dibandingkan membeli pakan ternak yang luar biasa mahalnya. Tahun pertama direncanakan 100 ribu ekor sapi, tahun berikutnya diharapkan dapat dinaikkan hingga 350 ribu ekor sapi atau lebih, untuk jangka panjang, diharapkan agar dapat menutup kebutuhan sapi nasional dan mewujudkan swasembada daging.

*Sapi*

Sawah dan perumahan bekas sawah

Alih Fungsi Lahan ke Non Pertanian


Jawaban Dahlan Iskan terhadap Sawah yang Semakin Berkurang
Pada suatu sesi tanya jawab, seorang peserta talkshow mengajukan pertanyaan kepada Dahlan Iskan mengenai masalah lahan yang semakin berkurang. Menjawab pertanyaan tersebut, Dahlan Iskan memberikan dua solusi. “Berubahnya sawah memang tidak dapat dihindarkan” ungkapnya. “Oleh karena itu”, tambah mantan dirut PLN itu, “Ada dua program yang dapat dilakukan.”

Program yang pertama, adalah dengan memaksimalkan produksi sawah yang sempit dengan menggunakan teknologi pertanian dan tata usaha yang baik. Kepemilikan sawah tiap keluarga semakin lama berkurang. Selain itu, petani cenderung mempersiapkan anaknya untuk menjadi karyawan, pns atau apapun selain petani. Sehingga regenerasi petani menjadi terhenti, kemudian menghilang karena petani-petani tua tidak perlu menanam lagi untuk hidup, masih ada anak yang bisa menafkahi mereka. Pertanian semakin ditinggalkan. Lahan dijual untuk mencari keuntungan. Keterbatasan lahan perlu dimaksimalkan produksinya mengingat jumlahnya yang tak terlalu banyak harus memenuhi fungsi primer, memberi makan.

Usaha untuk mengembalikan luasan sawah, kemudian memunculkan solusi yang kedua. Solusi tersebut adalah mencetak 100 ribu hektar sawah baru di Kalimantan Timur. Pemerintah Kalimantan Timur bekerja sama dengan baik dan memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Lahan Kalimantan juga masih banyak tersedia untuk menciptakan sawah-sawah baru. Direncanakan, sawah baru yang dibuat dapat mencapai 300 ribu hektar. Angka tersebut dikatakan dapat mengganti berhektar sawah di Jawa yang menghilang akibat alih fungsi lahan.

Kebijakan-kebijakan dalam mendukung kemajuan, seharusnya diwujudkan dalam bentuk sebuah aksi langsung. Bukan dengan seminar ataupun lokakarya. Seorang pemimpin, harus seorang yang berani mengambil keputusan, berani mengambil resiko keputusannya, aktif, visioner, berintegritas dan konsisten. Bukan seorang pasif ber-IP tinggi. Demikian pesannya kepada peserta talkshow, para calon pemimpin muda. Penerus bangsa. (Jadid)




foto : www.google.com
info tambahan : dahlaniskan.wordpress.com

Minggu, 25 Maret 2012

Gemesnya Berkebun dan Bermain Traktor di Banguntapan


"Orang pertanian yang tidak tahu apa itu traktor dan kebun, sama seperti kupu-kupu yang tidak mau terbang."


Kalimat inspiratif ini datang kepada mahasiswa Budidaya Pertanian sehari jelang acara yang diadakan Agroteam Imagro (Ikatan Mahasiswa Agronomi -Red). Acara yang bertajuk "Belajar Berkebun dan Bertraktor" di kebun Banguntapan, Bantul ini dilaksanakan pada 25 Maret 2012 dari jam 14.00 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 3,5 jam. Acara yang rutin dilaksanakan tiap tahun ini sangat menarik. Bagaimana tidak? Peserta diajak terjun ke kebun dan mengenal traktor secara real. Disini, peserta diajari bagaimana mengolah lahan untuk penanaman kacang tanah, juga diberi pengalaman untuk sekedar "menyentuh" traktor. Memang tujuannya untuk melatih agar tahu caranya bercocok tanam dari proses pengolahan tanah sampai panen.


Asyiknya berkebun


Ngeksis abis..



Semua peserta wanita datang terlambat, namun tak lekas menurunkan semangat para peserta lain. Begitu mereka datang, satu demi satu peserta mencoba menjalankan traktor, berlatih bagaimana menjinakkan benda primer pertanian ini. Ternyata cukup sulit mengendalikan gerakan traktor, perlu tenaga yang kuat dan konsentrasi yang cukup untuk sekedar membelokkan ke-kanan dan ke-kiri. Selain itu, traktor ini juga berat. 
"Asik sih bermain traktor, tapi pas mau belok kok mental, susah", komentar Nur yang antusias sekali bermain traktor.


Nur saat menjinakkan traktor





Ganang vs Traktor
Tak cuma mencangkul ataupun menraktor yang jadi fokus acara, ada pula sedikit 'penganiayaan' dari senior kepada junior. Hal ini tergambar dari tingkah Fahmi terhadap Ramadhan selama kegiatan berlangsung. 

Ini bercandaan apa aniaya beneran? Entahlah..



Kasian Rama dijadikan tumbal Fahmi Ekaput :D
Kegiatan paling konyol yang dilakukan di kebun -_-


Dengan selingan canda-canda peserta dan kekonyolan yang terjadi selama acara menambah hangatnya suasana berkebun bak bersama keluarga ini.
Pada akhirnya, semuanya beristirahat untuk melepas dahaga. 


Apa yang dilakukan Imam?


Acara yang dihadiri sekitar 24 orang ini memberi kesan tersendiri bagi pada peserta dan lainnya. 

"Tadi ternyata antusias banget dari peserta, biasanya mahasiswa itu ogah banget di ajak ke kebun, bagus lah pokoknya", tutur Ganang selaku ketua acara ini.

Namun kegiatan ini belum finish, penataan lahan masih belum rampung. Rencananya hari senin 26 Maret 2012 akan dilanjutkan kembali.
Mari sukseskan acara berkebun Agroteam Imagro, kapan lagi belajar yang seperti ini? Kalian tak akan pernah tahu kalau belum mencoba! :) Sekian laporan dari kami, SALAM LOYALITAS TANPA BATAS..



Sumber gambar : dokumentasi Imam